Jumat, 15 Oktober 2010

Ukhti... Aku Merindukanmu... (Sebuah Muhasabah)

Ukhti.. Aku Merindukanmu.. (Sebuah Muhasabah)

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar ukhti..? Aku yakin, ukhti akan selalu dalam kondisi prima. Karena pikiran positif ukhti yang hebat dapat menyingkirkan kesedihan dan jutaan tekanan.


Ukhti…
tahukah hal spesial yang kau miliki…? Sungguh..aku melihat senyummu hari ini begitu menyejukkan, menggetarkan jiwa dan menghangatkan hati tiap insan di seluruh dunia. Kau bisa membius jutaan manusia dengan semangat tinggimu, idealismemu dan keteguhan cita-citamu. Dan, karena itulah…aku mencintaimu.

Ukhti…
Aku selalu merindukanmu. Karena engkau begitu istimewa.
Kau pandai tersenyum, pandai menyiram hati-hati yang resah…dan engkau memiliki semangat hidup yang tinggi!
Kau begitu tegar juga istiqomah.
Dan, aku akan selalu mencintaimu. Cintaku padamu seperti sang surya yang tak akan redup menyinari bumi. Dan bumi itu adalah dirimu, wahai ukhti.

Ukhti…
Kau memiliki segudang prestasi yang begitu memesona.
Kata-katamu yang indah, dapat menenggelamkanku dalam ketenangan.
Kau adalah wanita penyebar cinta yang kumiliki.
Lidahmu bergumam dengan lembut, suaramu halus seperti sutra. Dan, aku mencintaimu dengan cinta yang penuh kerinduan.

Ukhti…
Aku melihat dirimu penuh rasa percaya diri.
Meskipun kini entah mengapa engkau terlihat lebih pendiam dari biasanya, aku yakin..ukhti dapat menjadi ukhti yang dulu lagi. Ukhti yang penuh semangat, juga menjadi ukhti yang memiliki impian yang sangat membara!!!

Ukhti…
Jangan menangis!!! Jika ukhti merasa begitu kesepian, ingatlah bahwa ada aku disini.
Aku akan selalu menjagamu dan memberimu sandaran.
Air matamu adalah duri dalam batinku, jadi…janganlah menangis…!!!
Kesepianmu, akan aku basuh dengan melodi cintaku padamu. Hingga engkau bisa tersenyum dan terjaga dari mimpi-mimpi pesimis yang menidurkan pikiranmu.

Ukhti…
Ketahuilah, bahwa ukhti memiliki impian yang jelas, ukhti kini tinggal bergerak!!!  Dan memulai langkah demi langkah untuk mencapai cita-cita..
Dan, sungguh…cita-cita ukhti begitu tinggi…
Aku salut padamu..wahai ukhti.

Ukhti…
Jika engkau butuh teman bicara, maka bicaralah denganku. Aku, akan sangat ikhlas jika mampu mendengar keluh kesahmu. Menulislah di dadaku, tumpahkanlah kepedihan hatimu jika engkau merasa letih menjalankan semua langkah yang engkau strategikan untuk meraih impianmu. Sungguh…wahai ukhti, aku akan selalu disini…DISAMPINGMU…dan akan terus menggenggam jemarimu dengan hangat…memberimu motivasi hidup…juga memberi pelukan penuh kasih sayang hingga engkau bangkit dari kesendirian.

Ukhti…
Aku tahu, jalanmu terlalu berat untuk dipikul. Jalanmu itu…penuh duri, keraguan, air mata dan rintangan. Namun…aku yakin, ukhti pasti bisa!!!! Ukhti PASTI BISA melangkah di jalan itu!!! Dan, aku yakin…ukhti akan menemukan harta karun yang mewah ketika ukhti telah sampai di garis finish impianmu.

Ukhti…
Jangan mengeluh!!! Karena aku akan sangat sedih.
Wajahmu yang manis, sangat tidak pantas dihiasi dengan keluhan, cercaan dan keputusasaan. Wajahmu yang teduh itu…hanya pantas dilukis dengan semangat tinggi, motivasi hidup, dan keteguhan yang kokoh.

Ukhti…
Ingat!!! Jangan berhenti melangkah sampai garis finish.!!!!!!!!!
Dan, jika engkau lelah…beristirahatlah dulu sejenak di dalam pelukanku, menangislah jika engkau ingin. Aku…akan mengelus rambut halusmu. Dan, mengecup pipimu. Memberi ketenangan hingga engkau bangkit. Dan berjalan lagi…mendaki gunung cita-citamu. Ketahuilah wahai ukhti, bahwa…engkau pasti bisa menggapai apa yang engkau cita-citakan.

Ukhti…
Jangan dengar suara- suara yang membuatmu putus asa!!! Tuli lah jika engkau mendengar kata-kata pesimis!!! Dan, bisu lah…dari mengatakan kata-kata keluh kesah!!!
Karena, aku akan sangat sedih jika ukhti melakukan hal itu…

Ukhti…
Kini, aku tengah merindukanmu!
Aku…disini, tengah menunggumu!!!
Di puncak gunung impianmu, aku berdiri…
Menanti kehadiranmu. Kemarilah!!! Aku sungguh tak sabar!!! Berlarilah wahai ukhtiku!!

Ukhti…
Ingin sekali aku mengecup keningmu, Memelukmu dan mengusap rambut halusmu dlam balutan jilbab..
Tapi…berhati-hatilah…wahai ukhtiku..
Jalan yang kau tempuh begitu banyak rintangan!! Duri, lubang, hingga jebakan mematikan akan mengintaimu…
Namun, aku sangat yakin…
Cintamu padaku, akan menghantarkanku padamu.
Kemarilah ukhtiku…!!!
Bantulah aku menyentuh jemarimu!!…aku ingin sekali mengusap pipimu…bantulah aku mewujudkan impianku, untuk berjumpa denganmu…

Ukhti…
Sekarang, aku hanya bisa melihatmu dari tempat yang sangat jauh…
Namun, karena keteguhan hatimu, juga semangatmu yang tinggi…engkau tetap berjalan menuju tubuhku.

Ukhti…
Ingatlah…bahwa aku akan selalu menyemangatimu!!!
Jika ukhti sedih, kecewa dan putus asa…ingatlah diriku!!
Aku…akan membantu mengusir kegundahan hatimu..

Ukhti…
Tetap tersenyumlah!!! Meskipun, jalanmu terlalu sulit untuk di daki…
Dan, tetap bersemangatlah…
Karena aku yakin…
Engkau akan memeluk tubuhku...Di suatu saat nanti.
Salam rindu yang sangat dalam..
Dari cita-citamu.

Jabat erat dan salam hangat dariku buat ukhti..

Ridwanullah 'alaikum..

Duhai peminang bidadari cantik
Berhasrat mendampinginya di surga Al-Hayawaan
Andaikan engkau tahu siapa yang engkau pinang
Dan siapa yang engkau inginkan
Niscaya engkau akan berusaha mengumpulkan keimanan

Atau engkau sadari dimanakah tempat tinggalnya
Niscaya engkau jadikan usaha meraihnya selalu di hadapan mata
Bersegera dan teruslah berusaha dengan sungguh-sungguh
Sesungguhnya kesempatanmu hanyalah sebentar saja

Bergembira dan ceritakanlah pertemuan itu kepada jiwamu
Dan usahakanlah maharmu selama masih memungkinkan
Jadikanlah puasamu sebagai waktu pertemuan dengannya
Dan hari pertemuan adalah hari berbuka pada bulan Ramadhan
Jadikanlah paras kecantikannya sebagai pendorong semangat
Berjalanlah menuju kekasih dan janganlah berlambat-lambat
Dengarkanlah karakteristik dan pertemuan dengannya
Dan jadikanlah bicaramu bicara yang baik-baik

Hai orang yang tawaf di sekitar Ka’bah yang indah
Yang dikelilingi dengan batu itu dan rukun-rukun
Senantiasa bersa’i di bukit Shafa
Lembah muhassir adalah tempat tujuannya setiap saat
Bergegas berjalan untuk sampai ke Mina
Masjid Al-Khaif menghalanginya untuk mendekat
Oleh karena itu engkau lihat ia senantiasa memakai ihram
Tempat tahallulnya tidaklah dekat darinya
Ia menghendaki tamattu’ dengan ketulusan cinta
Mengharapkan pemberi syafaat yang selalu menyertai
Ia mendatangi jamrah-jamrah dengan melemparkan hatinya
Itulah manasik hajinya disetiap zaman

Manusia telah menunaikan manasik mereka
Telah menaiki kendaraan mereka untuk pulang ke kampung halaman
Engkau mengarahkan keinginan dan tekad mereka
Menuju tempat-tempat persinggahan wahai pemilik kebaikan
Engkau memancangkan panji-panji pertemuan di tengah jalan

Bersungguh-sungguhlah hai pemalas yang merugi
Dari jauh mereka melihat kemah-kemah yang terpancang
Cahaya dan petunjuk yang bersinar terang
Mereka bergegas mendatangi kemah-kemah itu
Dan berkumpul bersama bidadari-bidadari sepanjang malam
Bidadari yang sopan menundukkan pandangannya
Yang tidak mengharapkan kekasih lain kecuali pasangannya

Mereka menundukkan pandangan karena kecantikan mereka
Pandangan yang memancarkan rasa kedamaian
Anugerah kecantikan yang membuat mata terpana
Yang membuat siapa saja terheran-heran
Dan bergumam setelah menyaksikan kecantikannya
Maha suci Allah yang telah memberikan kecantikan dan kebaikan

Pandangan mata mereguk minuman dari gelas kecantikannya
Engkau melihatnya seolah peminum yang sedang mabuk kasmaran
Sungguh sempurna fisik dan kecantikannya
Seperti bulan purnama pada malam keenam setelah delapan malam (malam keempat belas)


(Al-Kaafiyah Asy-Syaafiyah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimaahullah)


Cinta itu, buta…
Buta untuk berbuat sesuatu yang hina

Cinta itu, suci…
Suci dari pergaulan tak islami

Cinta itu, perisai
Perisai dari keinginan bermaksiat

Cinta itu, lumpuh…
Lumpuh untuk menuju ke jalan yang sesat

Cinta itu, cahaya…
Cahaya yang menerangi dalam kebutaan hati

Cinta sejati tak pernah bertepuk sebelah tangan
“Ingatlah Aku, maka Aku pun akan ingat kepadamu.. “(QS Al Baqarah [2]:152)

Tidak ada komentar: